/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}
alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Jumat, 25 Oktober 2013

mahalnya pengobatan diIINDONESIA



Hakikatnya kesehatan adalah hak setiap warga Negara, namun pada prakteknya tak semanis itu. Sesuatu yang menjadi hak orang banyak justru menjadi beban bagi mereka. Mahalnya biaya pengobatan medis selalu menjadi keluhan utama masyarakat Indonesia. Karena alasan tersebut, banyak orang yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan membuat kesehatan mereka semakin memburuk.
Bahkan pengobatan di pelayanan kesehatan Negara yang bertujuan untuk menekan biaya pengobatan pun masih terbilang mahal. Meskipun pemerintah telah memberikan kartu pengobatan gratis, namun hal tersebut masih dirasa kurang. Khususnya pada penderita penyakit berat, kartu sehat tidaklah mampu menutupi biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan.
Misalnya saja, untuk diagnosa awal penyakit kanker dibutuhkan biaya Rp. 10 juta. Apabila penyakit sang pasien harus mengambil tindakan operasi, maka akan dikenakan biaya minimal Rp. 25 hingga Rp. 29 juta. Untuk tahap selanjutnya, biasanya sang pasien perlu menjalani radiasi dan kemoterapi yang membutuhkan biaya Rp. 2 hingga Rp. 6 juta, rata-rata dilakukan enam kali.
Pada dasarnya, kesadaran masyarakat Indonesia dalam menerapkan pola hidup sehat memang masih terbilang minim. Bahkan dengan alasan padatnya jadwal kerja, seseorang mengabaikan kegiatan berolahraga, lebih banyak mengonsumsi makanan instan, dan lain sebagainya. Jadi mereka baru merasakan mahalnya biaya pengobatan ketika sudah terserang penyakit.
Setidaknya ada beberapa alasan yang membuat biaya pengobatan tak terjangkau oleh masyarakat kelas menengah ke bawah , di antaranya :
Minimnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Kesadaran masyarakat masih dibilang kurang dalam hal kesehatan. Kebanyakan dari mereka justru mengeluarkan uang untuk hal yang kurang penting misalnya dengan gemar mengonsumsi makanan serba instan dan berkolestrol tinggi. Padahal untuk pencegahan, mereka tak perlu mengeluarkan banyak biaya misalnya dengan cermat memilih makanan yang sehat untuk dikonsumsi, rutin berolahraga, dan memeriksakan kesehatan ke dokter pada waktu-waktu tertentu. Jika hal tersebut dijalani setiap orang, maka Anda tidak perlu mengeluarkan biaya dan waktu yang banyak untuk pengobatan, khususnya pengobatan penyakit kronis.
Tuntutan dari dokter yang berlebihan. Banyak dokter yang memberikan pemeriksaan atau tindakan yang sebenarnya tidak diperlukan oleh pasien. Bahkan dokter memberikan begitu banyak obat yang belum tentu diperlukan sang pasien. Hal seperti inilah yang menyebabkan biaya pengobatan menjadi mahal. Oleh karena itu, sebelum dilakukan tindakan medis sebaiknya tanyakan terlebih dahulu alasan apa yang membuat sang pasien harus mendapatkan penanganan tersebut. Begitu pun dengan resep obat yang diberikan, dokter yang baik haruslah menerangkan tentang apa yang ia berikan kepada pasiennya. 
Mahalnya harga obat. Harga obat masih dalam angka yang cukup mahal padahal obat adalah komponen vital yang dibutuhkan pasien. Permasalahan ini juga diakibatkan karena banyak obat yang mengandalkan pasokan impor, biasanya obat ini adalah obat bagi penderita penyakit kronis. Seperti misalnya obat khusus penyakit hepatitis B, Lamifudin seharga Rp. 1 juta rupiah untuk dikonsumsi dalam sebulan. Untuk membangun masyarakat yang bebas penyakit, pemerintah tidak boleh apatis tentang masalah obat ini.
Peralatan kedokteran. Berbagai penemuan canggih sengaja diciptakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sudah pasti apabila ingin mendapatkan pelayanan terbaik menggunakan alat medis tersebut, Anda harus rela membayar lebih.
Kesalahan penyaluran dokter di Indonesia. Hanya 20 persen dari lulusan kedokteran setiap tahunnya yang mau mengabdikan diri untuk melayani masyarakat di puskesmas. 80 persennya lebih memilih untuk membuka klinik sendiri atau menjadi dokter spesialis. Akibatnya, pelayanan masyarakat selain puskesmas menjadi sangat mahal. Seharusnya ilmu yang dimiliki para lulusan dokter tersebut bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. 
Tidak menggunakan asuransi kesehatan. Banyak orang yang menyepelekan penggunaan jasa asuransi kesehatan karena dianggap terlalu berbeli-belit. Padahal jika kita sadari, asuransi adalah solusi biaya pengobatan yang mahal. Pentingnya berasuransi adalah untuk memberikan perlindungan saat kita terkena risiko kesehatan yang tak terduga dan dapat terjadi kapan saja.

sumber :